Berpuasa sudah menjadi kewajiban umat Islam yang dilaksanakan selama satu bulan penuh setiap tahunnya. Jika tahun-tahun sebelumnya hanya Anda dan pasangan yang berpuasa, bulan Ramadhan kali ini sedikit berbeda karena Anda berencana mengajak anak berpuasa.
Mengajarkan anak berpuasa sejak dini itu lebih baik, karena akan lebih sulit lagi untuk memulainya di usia remaja. Namun, bagaimana jika si kecil nanti merengek karena tidak tahan lapar dan haus? Bagaimanakah caranya agar anak bersemangat dalam menunaikan ibadah puasa?
Pada ulasan berikut TheAsianParent.com akan membagikan tips tentang strategi terbaik dalam mengajak anak berpuasa.
1. Mengapa kita wajib berpuasa?
Jika jawaban Anda adalah 'karena hal itu merupakan bagian dari rukun Islam', mungkin saja pertanyaan berikut yang akan diajukan adalah 'mengapa kita harus mematuhi rukun Islam.'
Saya secara pribadi lebih menyukai alasan yang membuat mereka sadar untuk menjalani ibadah puasa tanpa adanya unsur paksaan. Dulu waktu Kaka (14) baru memulai puasa untuk pertama kalinya di kelas 2 SD, saya mengatakan padanya 'kita berpuasa agar tahu rasanya tidak bisa makan dan minum sesuka hati seperti yang dirasakan orang-orang yang tidak bisa makan tiga kali sehari karena tidak punya cukup uang untuk membeli makanan.'
2. Puasa beduk
Mungkin anak menjadi gentar ketika ia membayangkan tiba-tiba harus tidak makan dan minum selama seharian, apalagi jika ia belum pernah berpuasa. Anda dapat memberikan kelonggaran dengan menerapkan 'puasa beduk', atau puasa selama setengah hari ketika anak berpuasa untuk pertama kalinya.
Izinkan ia makan atau minum pada saat adzan Dzuhur berkumandang dan ia dapat berpuasa kembali sesudahnya. Diperlukan sebuah proses untuk membentuk anak menjadi pribadi yang baik dan berhasil, termasuk dalam hal mewajibkan anak berpuasa.
3. Makanan berbuka puasa favorit
Makanan manis dan menyegarkan seperti jus buah-buahan, es buah, kolak, dll. biasanya menjadi pilihan kebanyakan orang sebagai takjil atau makanan untuk berbuka puasa. Tapi jika anak mulai tampak bosan menjalankan ibadah puasa, coba hidangkan makanan favoritnya sebagai takjil untuk mengembalikan semangat anak berpuasa.
Sajikan takjil yang berbeda setiap harinya, termasuk makanan yang Anda larang untuk dikonsumsi secara berlebihan, seperti nugget, sosis, es krim, coklat dll. (toh Anda tak menyajikannya tiap hari kan?).
Anda dapat menangkal dampak buruk takjil tak sehat yang Anda sajikan dengan mengjidangkan sayur dan lauk pauk bergizi untuk menu makan sahur dan makan malam. Jangan lupa ingatkan anak untuk minum banyak air putih dan makan buah-buahan agar racun dalam tubuh segera sirna.
4. Berikan reward
Jika Anda khawatir memberikan hadiah atau pujian berdampak kurang baik karena hanya akan mendorong anak berpuasa demi mendapatkan imbalan, coba lakukan sesuatu yang spesial ketika buah hati Anda berhasil menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Misalnya, bepergian berdua saja dengan anak tanpa ayah atau saudara-saudaranya, mengunjungi tempat wisata alam yang terpencil, mengajaknya bermain ke rumah seorang teman yang sudah lama tak ia temui (teman semasa TK atau anak-anak teman Anda) atau apa saja yang membuat anak semakin yakin bahwa berpuasa itu menyenangkan.
Selamat berpuasa. (theasianparent.com)
![]() |
image by Rappler |
Mengajarkan anak berpuasa sejak dini itu lebih baik, karena akan lebih sulit lagi untuk memulainya di usia remaja. Namun, bagaimana jika si kecil nanti merengek karena tidak tahan lapar dan haus? Bagaimanakah caranya agar anak bersemangat dalam menunaikan ibadah puasa?
Pada ulasan berikut TheAsianParent.com akan membagikan tips tentang strategi terbaik dalam mengajak anak berpuasa.
1. Mengapa kita wajib berpuasa?
Jika jawaban Anda adalah 'karena hal itu merupakan bagian dari rukun Islam', mungkin saja pertanyaan berikut yang akan diajukan adalah 'mengapa kita harus mematuhi rukun Islam.'
Saya secara pribadi lebih menyukai alasan yang membuat mereka sadar untuk menjalani ibadah puasa tanpa adanya unsur paksaan. Dulu waktu Kaka (14) baru memulai puasa untuk pertama kalinya di kelas 2 SD, saya mengatakan padanya 'kita berpuasa agar tahu rasanya tidak bisa makan dan minum sesuka hati seperti yang dirasakan orang-orang yang tidak bisa makan tiga kali sehari karena tidak punya cukup uang untuk membeli makanan.'
2. Puasa beduk
Mungkin anak menjadi gentar ketika ia membayangkan tiba-tiba harus tidak makan dan minum selama seharian, apalagi jika ia belum pernah berpuasa. Anda dapat memberikan kelonggaran dengan menerapkan 'puasa beduk', atau puasa selama setengah hari ketika anak berpuasa untuk pertama kalinya.
Izinkan ia makan atau minum pada saat adzan Dzuhur berkumandang dan ia dapat berpuasa kembali sesudahnya. Diperlukan sebuah proses untuk membentuk anak menjadi pribadi yang baik dan berhasil, termasuk dalam hal mewajibkan anak berpuasa.
3. Makanan berbuka puasa favorit
Makanan manis dan menyegarkan seperti jus buah-buahan, es buah, kolak, dll. biasanya menjadi pilihan kebanyakan orang sebagai takjil atau makanan untuk berbuka puasa. Tapi jika anak mulai tampak bosan menjalankan ibadah puasa, coba hidangkan makanan favoritnya sebagai takjil untuk mengembalikan semangat anak berpuasa.
Sajikan takjil yang berbeda setiap harinya, termasuk makanan yang Anda larang untuk dikonsumsi secara berlebihan, seperti nugget, sosis, es krim, coklat dll. (toh Anda tak menyajikannya tiap hari kan?).
Anda dapat menangkal dampak buruk takjil tak sehat yang Anda sajikan dengan mengjidangkan sayur dan lauk pauk bergizi untuk menu makan sahur dan makan malam. Jangan lupa ingatkan anak untuk minum banyak air putih dan makan buah-buahan agar racun dalam tubuh segera sirna.
4. Berikan reward
Jika Anda khawatir memberikan hadiah atau pujian berdampak kurang baik karena hanya akan mendorong anak berpuasa demi mendapatkan imbalan, coba lakukan sesuatu yang spesial ketika buah hati Anda berhasil menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Misalnya, bepergian berdua saja dengan anak tanpa ayah atau saudara-saudaranya, mengunjungi tempat wisata alam yang terpencil, mengajaknya bermain ke rumah seorang teman yang sudah lama tak ia temui (teman semasa TK atau anak-anak teman Anda) atau apa saja yang membuat anak semakin yakin bahwa berpuasa itu menyenangkan.
Selamat berpuasa. (theasianparent.com)